Powered By Blogger

Selasa, 08 Februari 2011

INFO BUAT TEMAN _ TEMAN BROADCEST

TEMPAT KURSUS ACTING DAN CASTING FILM
1.Dapur Film Community
 
 Didirikan oleh Hanung Bramantyo pd thn 2004
Jl. AMD VII No.40,Lenteng Agung,Jak-Sel
Telp = 021-780-32-12


 



2.Reload Film Center
Didirikan oleh Rudy Soedjarwo pd thn 2006
Jl. Paso No.19,Ragunan,Jak-Sel




 




3.Moviesta
Didirikan oleh Monty Tiwa pd thn 2007
Jl. Perdagangan No.1,Bintaro
Telp = 021-709-957-38




4.Happy Ending Pictures/Kalyana Shira Films


Didirikan oleh Nia Dinata
Jl. Bunga Mawar No.9,Cipete,Jak-Sel
Telp = 021-750-3223 / 021-750-3225


 



5.Timur Merah

Didirikan oleh Helfi CH Kardit pd thn 2008
Jl. Cibulan I,Kebayoran Baru,Jak-se


6.Sakti Aktor Studio

Sakti Plaza Jl. Mt. Haryono No.2,Pancoran,Jak-Sel
Telp = 021-829-13-27


 

7.Dayo Acting Training

 
Jl. Tebet Timur Raya No. 5
(dude herlino yg ngajar)


 
 
8. DFC Acting Course
 
 
Jl. Wahyu 1 No. 98, Fatmawati, 021-7660947, Gandaria Selatan,, Jakarta Selatan, Jakarta, Indonesia




PRODUCTION HOUSE

1.Md Entertainment

Jl. Tanah Abang 3 No.23A,Jak-Pus 10160
Telp : 021-345-17-77


2.Multivision

Jl. K.H. Hasyim Ashari Kav.125B Blok C2 No.31-34
Telp : 021-633-5050

 


3.Rapi Films
Jl. Cikini 2 No.7A
Telp : 021-391-90-01

 









4.Sinemart Pictures

Plaza Kedoya Elok Blok DE NO.19-20
Telp : 021-530-46-09




5.Soraya film
Jl. Wahid HAsyim No.3,Menteng
Telp : 021-398-38-172

6.Starvision
Jl. Cempaka Putih Raya 116A-B,Jak-Pus
Telp : 021-425-33-90

7.Studio X
Jl. Darmawangsa X No.28(RECOMMENDED utk FTV)
Telp : 021-727-89-873

8.Frame Ritz
Jl. Cempaka Putih Tengah 15 No.28
Telp : 021-426-84-29

9.Genta Buana Paramitha(sinetron2 indosiar,paling laku di asia lho)
Jl. Muh. Thamrin,Ruko Union Square Blok A No.7,Lippo Cikarang,Bekasi,17550
Telp : 021-899-016-73/74/75

Senin, 07 Februari 2011

BERITA_ Lomba JURNALISTIK _ di Ancol



Buat temen - temen yang berminat untuk mencoba unjuk gigi dalam ajang lomba jurnalistik, ada kesempatan untuk mengikuti lomba jurnalis nich. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJA) menggelar lomba karya jurnalistik sampai dengan tanggal 28 Februari 2011 dengan total hadiah Rp 200 juta lebih yang dapat diikuti oleh kalangan jurnalis dan masyarakat umum sebagai peserta.

Lomba ini digelar sejak bulan Oktober 2010 yang lalu dengan mengambil tema besar “Membangun Nasionalisme Melalui Area Wisata” dengan fokus sepenuhnya tentang Ancol Taman Impian dan terbuka untuk kalangan wartawan, mahasiswa, pelajar, serta publik Indonesia lainnya.

Lomba Jurnalisitik Ancol 2010 akan terdiri dari 3 kategori yaitu (1) berita atau feature dan opini dalam Bahasa Indonesia maupun (2) berita atau feature dan opini dalam Bahasa Inggris, serta (3) foto jurnalistik. Hasil karya jurnalistik yang dilombakan tersebut adalah karya yang sebelumnya telah dipublikasikan oleh media massa cetak maupun media on line nasional dan lokal maupun sosial media seperti blog dalam periode 1 Oktober 2010 hingga 28 Februari 2011.

Eksistensi Ancol Taman Impian sebagai kawasan wisata terpadu dan terbesar di Asia saat ini dan upaya menjadi salah satu tujuan wisata pilihan kelas dunia melatarbelakangi digelarnya Lomba Jurnalistik Ancol 2010. Sebagai sebuah kawasan wisata terpadu, Ancol tidak hanya menjadi tempat rekreasi dan resort pilihan melainkan pula sebagai tujuan wisata kuliner, seni budaya, edutainment dan entertainment outdoor venue tepi pantai dalam kota Jakarta.

Selain memiliki tiga theme park yaitu Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra dan Atlantis Water Adventure yang fasilitas rekreasinya tidak kalah dengan kawasan wisata terkenal di manca negara, Ancol Taman Impian juga terus tumbuh dan berkembang. “Ancol menawarkan berbagai konten wisata, fasilitas permainan dan konsep manajemen kawasan wisata yang menghantarkannya menjadi sebuah sentra rekreasi terbesar di Asia,” kata Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PJA , perusahaan pengelola dan pengembang kawasan Ancol Taman Impian.

Istimewanya lagi, meski menjadi salah satu tujuan wisata kelas dunia, Ancol Taman Impian bukan hanya dimiliki sekelompok masyarakat tertentu. Semua golongan dan lapisan masyarakat bisa menikmati berbagai fasilitas wisata yang tersedia di Ancol Taman Impian.

“Kami ingin menanamkan rasa bangga kepada seluruh masyarakat Indonesia, Ancol Taman Impian yang selama ini mereka kunjungi dan memiliki peran penting dalam percaturan dunia pariwisata Indonesia ternyata bisa menjadi pusat rekreasi terkemuka di dunia. Inilah yang melatarbelakangi digelarnya Lomba Jurnalistik Ancol 2010, ” tutur Budi Karya.


Peserta Lomba Jurnalistik Ancol 2010 ini bebas mengirimkan jumlah hasil karya jurnalistik yang akan disertakan untuk lomba, dan tidak dipungut biaya apapun. Hasil karya jurnalistik yang dikirimkan untuk lomba akan menjadi milik panitia dan yang masuk dalam 20 nominasi pemenang lomba akan dibukukan dan menjadi hak Ancol Taman Impian, setelah dinilai oleh tim juri lomba yang terdiri para praktisi media dan pengajar jurnalistik.
Untuk masing-masing pemenang setiap kategori lomba, panitia menyediakan hadiah uang tunai, paket rekreasi Ancol Taman Impian, serta sertfikat. Juara pertama mendapatkan uang tunai Rp 25 juta, juara dua Rp 15 juta , juara tiga Rp 7,5 juta. Sedangkan untuk juara harapan satu, dua dan tiga masing-masing mendapat Rp 5 juta, serta Rp 2,5 juta bagi 14 peserta lomba yang masuk nominasi juara.
Informasi lebih lanjut mengenai Lomba Jurnalistik Ancol 2010 ini dapat diakses melalui www.ancol.com, kiriman e-mail ke jurnalistik2010@ancol.com, atau menghubungi Departemen Corporate Plan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Gedung Cordova Lantai 6 Jalan Pasir Putih Raya Blok E5, Ancol Taman Impian – Jakarta Utara, 14430 – Indonesia dengan telepon (021) 6454567 di pesawat 6301/6789. ****

Informasi alamat pengiriman artikel dan foto jurnalistik peserta lomba adalah :

* Pengiriman langsung dimasukkan ke dalam amplop coklat dengan subjek "Lomba Jurnalistik Ancol 2010" di pojok kanan atas, yang dikirimkan ke :

Panitia Lomba Jurnalistik Ancol 2010
Bidang Komunikasi Perusahaan - Departemen Corporate Plan
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk,
Gedung Cordova Lantai 6 Jalan Pasir Putih Raya Blok E5,
Ancol Taman Impian – Jakarta Utara, 14430 - Indonesia

* Pengiriman melalui email dikirim melalui email ke jurnalistik2010@ancol.com dengan subjek "Lomba Jurnalistik Ancol 2010"

******* Informasi Lebih lanjut Dapat menghubungi Panitia Lomba Jurnalistik Ancol 2010, dengan sdri Sofia Cakti / Nicke Putri / Hari Untari di Email: jurnalistik2010@ancol.com, Telp : 021.6454567 pswt 6301/6789

Sumber : http://www.ancol.com/berita/detail/341/ancol.gelar.lomba.jurnalistik.hingga.februari.2011

Dasar-Dasar Jurnalistik _ multimedia

Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.



Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara (2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.

a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.

b. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.


c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.

d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.


e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.

Berita
Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news". Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata "news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north", "east", "west", dan "south". Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.
Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.

Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
  1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
  2. Aktual: terbaru, belum "basi".
  3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
  4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
  5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
  1. sesuatu yang unik,
  2. sesuatu yang luar biasa,
  3. sesuatu yang langka,
  4. sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,
  5. menyangkut keinginan publik,
  6. yang tersembunyi,
  7. sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
  8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
  9. pemikiran dari tokoh penting,
  10. komentar/ucapan dari tokoh penting,
  11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
  12. hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.

Anatomi Berita dan Unsur-Unsur
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Judul atau kepala berita (headline).
  2. Baris tanggal (dateline).
  3. Teras berita (lead atau intro).
  4. Tubuh berita (body).
Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) . Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38).
  1. Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
  2. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
  3. Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
  4. Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
  5. When - kapan terjadinya?
  6. How - bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca.


Sumber Berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.
  1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
  2. Proses wawancara.
  3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
  4. Partisipasi dalam peristiwa.
Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.

Minggu, 17 Oktober 2010

struktur Broadcest

                               STRUKTUR ORGANISASI
                 BROADCASTING MULTIMEDIA MAHASISWA
                       SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
                              BREBES – JAWA TENGAH




• PEMBINA :

1. Wahib Isma, S.Ag
2. Didi Junaedi, MA
3. Dra. Mukhlisoh, M.M.Pd
4. Akrom Jangka. D. M.Si
5. Drs.Moh.Suedi,M.Pd
6. H. Edy Setyawan, Lc.MA




PENGURUS INTI


 KETUA UMUM : Imam Abdul Muta’Ali
 WAKIL KETUA : Ichwan Faishol
 SEKRETARIS : Ismi zulfah
 BENDAHARA : Ayu sukma pratiwi


PENGURUS KOORDINATOR

1. STIT BREBES

 KETUA : Awalul Khotibul Umam
 WAKIL KETUA : Kusprianto
 SEKRETARIS : Umi masrukatun.
 BENDAHARA : Khusnul Khotimah

2. STIT KETANGGUNGAN

 KETUA : Tarwo
 WAKIL KETUA : Zamzami
 SEKRETARIS : Juleha
 BENDAHARA : Siti Aenun



3. STIT BUMIAYU

 KETUA : Aprila Norma
 WAKIL KETUA : Khoiron
 SEKRETARIS : Mukhibin
 BENDAHARA : Santi



DEVISI - DEVISI

 REDAKSI & EDITING
 KETUA DVISI : Isma Wira P.
 ANGGOTA : 1. Satori
2. Abdul Aziz
3. Abdullah
4. Munari
5. Zainal

 DEVISI MEDIA ELEKTRONOK & PERFILMAN
 KETUA DVISI : Faruq
 ANGGOTA : 1. Agung Agil A.
2. khabibi
3. Miftahur Hurur
4. A. Saekhu
5. faizar
6. agus. f


 DEVISI FOTOGRAFER & KEWARTAWANAN
 KETUA DVISI : Sanuri
 ANGGOTA : 1. Ralim
2. Albani
3. Wawan
4. Tuladi
5. Abdul Ghoni
6. ani sa'diyah


 DEVISI MEDIA CETAK & JURNALIS
 KETUA DVISI : Doni Merlansyah
 ANGGOTA : 1. Yoki
2. Abdul Basit
3. Reni
4. ika
5. Solikhun
6. K. Sapto
7. Saefudin

Kamis, 14 Oktober 2010

DOKUMENTER

DOKUMENTER.


Tahun 1922 Vertov menampilkan manifestasinya dengan sebutan Kino Pravda (Film Kebenaran). Dalam kesempatan ini, Vertov menyatakan dalam teorinya bahwa : “kamera merupakan mata film, dan film dokumenter bukan menceritakan suatu realitas objektif, melainkan suatu realita berdasarkan apa yang terlihat dan terekam oleh kamera , sebagai mata film.”
Karya film dokumenter Vertov lebih bersifat dokumenter propaganda, yang ditujukan bagi kepentingan penguasa komunis Uni Soviet.

Dokumenter
Fakta yang berdasarkan bukti-bukti dokumenter, catatan tertulis, sumber pelengkap, wawancara kontemporer, dan sejenisnya.
Cinema Varite & Direct Cinema
Salah satu teori yang berkembang sebagai ide dasar film dokumenter yang betul-betul berlandaskan realita, ialah cinema varite’ini. Biasa juga disebut sebagai Spontaneous Cinema, atau oleh Inggris dan Amerika disebut direct Cinema.

Macam-macam Dokumenter
1. Potret (Biografi)
2. Sejarah
3. Perbandingan
4. Kontradiksi
5. Laporan Perjalanan (Travel
6. Ilmu Pengetahuan (edukasi & Instruksional)
7. Nostalgia
8. Reskontruksi
9. Investigasi
10. Assosiation Picture Story
11. Doku Drama (Dokumenter Drama)
12. Diary (Buku Harian)
13. Reportase

Proses Pembuatan
1. Direncanakan
2. Tidak Direncanakan
3. Tidak Sengaja Direncanakan

PERBEDAAN DOKUMENTER DAN FEATURE
“ Jika seorang produser menyiapkan data-data yang benar, menyeluruh, dan tidak memihak tentang sesuatu hal atau seseorang, itulah dokumenter”
“ Jika dia tidak terlalu terikat pada kebenaran dan tujuan awalnya adalah mempengaruhi imajinasi seseorang,
walaupun berdasarkan fakta, ini adalah feature”

DOKUMENTER PADA TELEVISI
Secara umum cerita non fiksi dalam format siaran televisi, merupakan gaya bertutur jurnalistik yang dibagi dalam 5 kategori :
1. Berita Aktual (Reportase)
2. Feature
3. Magazine
4. Dokumenter Televisi
5. Dokumenter Seri

Berita Aktual (Reportase)
Bentuk ini dipakai dalam laporan berita report/news. Sebagai contoh pada acara siaran televisi swasta, Liputan 6, Cakrawala, Seputar Indonesia, dsbnya. Dimana ditayangkan sejumlah reportase dokumenter berdurasi pendek dari beberapa peristiwa.

Feature
Suatu bentuk dokumenter berita yang menyuguhkan suatu tema/topik tertentu, dengan mengadakan wawancara, dilengkapi dengan komentar atau narasi. Contoh : Liputas Khusus

MAGAZINE
Ini merupakan suatu paket berita pada acara televisi, yang menyuguhkan minimal 3 tema/topik. Magazine atau biasanya disebut majalah udara pada radio,adalah gabungan uraian fakta dan opini, yang dirangkai dalam satu mata acara.
Contoh : Spektrum di TVRI, Horrison di Indosiar

DOKUMENTER TV
Suatu tema / topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita sesuai dengan keinginan pembuatnnya. Memakai narasi dan ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual picture story. Perbedaan dokumenter dan reportase ialah dokumenter menampilkan suatu peristiwa tidak secara garis besarnya saja, seperti gaya reportase. Dokumenter Televisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab sampai akibat, serta proses kejadian atau peristiwa dari tema tersebut sampai hal ini sama dengan dokumenter film.

DOKUMENTER SERI
Suatu penyuntingan dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa sub tema atau episode. Didalam dokumenter seri sebuah tema disuguhkan dengan memakai gaya bertutur suatu perbandingan atau konradiksi. Contoh : tema ‘kriminalitas’, dalam setiap seri diambil kasus-kasus kriminalitas dari beberapa daerah atau negara.

TAHAP AWAL PRODUKSI DOKUMENTER DAN RANCANGAN PENULISAN

IDE
Ide untuk dokumenter diperoleh dari apa yang kita dengar dan lihat, bukan berdasarkan kahayalan atau ide imajinatif. Rasa ingin tahu yang besar merupakan sumber ide yang tak akan ada habisnya. Akan tetapi untuk mendapatkan ide bagus tidak cukup hanya dari mendengar dan melihat saja. Karena tidak semua peristiwa penting dapat diangkat menjadi topik atau tema bagi sebuah produksi dokumenter.
“Daya kreatifitas yang tinggi, diimbangi dengan kepekaan sosial dan kultural, merupakan titik tolak membuat dokumenter yang menarik.”

KERANGKA KERJA
Pada umumnya dengan treatment sudah dapat berproduksi, skenario baru ditulis ketika proses editing, serta untuk kebutuhan mixing suara dan gambar. Tetapi bagi beberapa dokumenter seperti potret, ilmu pengetahuan, sejarah, skenario harus disiapkan.Fungsi arti treatment dan skenario dapat dibedakan. Treatment berfungsi memberikan gambaran serta informasi tentang apa yang akan diketengahkan. Sedangkan skenario merupakan gambaran visual tentang bagaimana dokumenter tersebut akan digarap atau dikemas.
Beberapa tahapan pada pra produksi
• Ide dasar
• Riset (pengumpulan data)
• Hunting (pengamatan lokasi dan seleksi tokoh)
• Sinopsis
• Proposal (sinopsis, budget, jadwal produksi)
• Check and re-check (data / informasi)
• Treatment (out – line)
• Rancangan Skenario (tidak harus)

RISET
Pengertian riset adalah pengumpulan informasi untuk bahan penulisan, dan kadang diperlukan metode kerja jurnalistik. Penulis dan sutradara perlu terjun langsung dalam riset pengumpulan data/informasi.
Dalam hasil riset kita mendapat suatu kerangka global mengenai tujuan penuturan serta subjek yang akan dipakai. Bagi penulis dan sutradara dengan demikian dapat mengetahui dengan pasti :
1. Mana Informasi penting dan yang kurang penting
2. Bagian informasi mana yang perlu diperdalam / diperluas lagi.
3. Pada bagian mana dan dimana, sebab dan akibat dari peristiwa, dapat dipakai sebagai penunjang unsur dramatik dan ketegangan.
4. Mana bagian utama dan mana sebagai pelengkap, untuk memberikan arti atau unsur penting bagi produksi nanti.
5. Sutradara dapat mengetahui materi apa saja yang diperlukan, untuk melengkapi visual, yang tak ditemui dilokasi peristiwa . Misalnya pengumpulan bahan-bahan dari museum atau arsip foto/film/film/video

RANCANGAN PENULISAN
Melakukan penulisan hingga penyusunan visual dengan suara/teks, harus diperhatikan agar keduanya tidak mengambang, serta tumpang tindih. Selain itu perhatikan agar tidak terjadi pengulangan informasi visual, yang akibatnya menjadikan narasi atau wawancara kehilangan motivasi untuk menunjang gambar yang ada.
Apabila membuat dokumenter kebudayaan mengenai kehidupan sebuah suku atau kelompok masyarakat di suatu daerah. Maka perlu pada bagian awal atau intro, di informasikan mengenai letak geografis dari subjek tersebut.
Hal awal yang perlu pula diperhatikan ketika kita memulai menulis ialah : apakah gaya bahasa atau tulisan yang akan dituang didalam skenario bersifat format/serius, semi serius, santai humoris ? Semua ini dapat ditentukan setelah kita mengetahui kelompok sasaran dari dokumenter ini, serta bentuk atau gaya bercerita yang akan kita pakai.
Pada penulisan skenario, kita perlu pula memperhatikan penyusunan kalimat, jangan terlalu bertele-tele. Kalimat harus singkat , jelas, tanpa terlalu banyak menggunakan kasa sambung yang, dengan, lalu, dan. Demikian pula apabila kita mengadakan wawancara, ada orang yang biasa memberikan jawaban sangat singkat, dan ada juga yang
kepanjangan.
Dokumenter televisi lebih banyak menggunakan informasi verbal, dibanding dokumenter film. Hal ini disebabkan, kapasitas informasi visual layar televisi, lebih kecil dibanding layar bioskop.
PERKEMBANGAN DAN KONFLIK
Salah satu unsur mutlak dari dokumenter ialah, perkembangan dan perubahan dari fakta-fakta harus ada, jangan terlalu lama berdiam pada sebuah situasi yang statis, ini akan membosankan penonton. Kadang penjabaran sebuah informasi secara detail butuh prioritas. Maka disini kita dituntut untuk kreatif menciptakan suatu perkembangan adegan sesuai tuntutan periode dari kronologis cerita itu.
Proses perubahan atau perkembangan dapat bersifat Waktu (mis, perubahan musim, dari kemarau ke musim hujan, musim tanam dan musim menuai bagi petani, dsb).
Bersifat Fisik (mis, mendapat rumah, pekerjaan baru atau melakukan perjalanan baru).
Bersifat psikologis (mis, narapidana mendapat kebebasan, seorang anak yang baru bekerja dan menikmati gaji pertamanya, atau seorang dewasa yang baru mulai belajar/menulis.)
Thanks..
Salam Broadcset

Rabu, 13 Oktober 2010

BISMILLAH

Do'a dan Harapan yang terpikir dalam benak kami ketika mengingat Broadcesting Mahasiswa STIT ini, dengan berbekal keberanian dan kesungguhan kami berjuang sekuat tenaga untuk terbentuknya BROADCESTING MULTIMEDIA MAHASISWA STIT Brebes ini.


Aliran kata Syukurpun Tak terhenti keluar dari oase mulut kami, mengingat masih adanya Pihak yang peduli akan terwujudnya BOOADCESTING MULTIMEDIA MAHASISWA STIT ini (Pembina ), dengan bantuan kami harap akan memajukan Komunitas ini.
Trimakasih kpada para pembina kami :
Bpk.Wahib Isma,S.Ag
Bpk. Didi Junaedi, MA
Bpk. Akrom Jangka, M.Si
Bpk. Drs. Moh. Suedi,M.Pd
Ibu Dra. Mukhlisoh,M.M.Pd
Bpk. H.Edy Setyawan,Lc,MA

Ke Enam Orang inilah yang menjadi penopang kami dalam berjuang di jalan Allah... Semoga Kami dapat Berguna bagi Kepentingan Bersama. (amien).